Stres selama kehamilan merupakan hal yang sering dialami oleh banyak wanita. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan juga berkaitan dengan peningkatan risiko epilepsi pada anak.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Epilepsia ini melibatkan lebih dari 1,4 juta anak yang lahir di Swedia antara tahun 1987 dan 2014. Para peneliti menemukan bahwa anak yang lahir dari ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko 29% lebih tinggi untuk mengembangkan epilepsi dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu tanpa stres selama kehamilan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko gangguan neurologis seperti epilepsi. Meskipun mekanisme pasti dari hubungan antara stres selama kehamilan dan risiko epilepsi pada anak belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian ini memberikan bukti bahwa kondisi psikologis ibu hamil dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan anak.
Oleh karena itu, penting bagi para ibu hamil untuk menjaga kesehatan mental mereka selama kehamilan. Berbagai metode seperti meditasi, olahraga, terapi, dan dukungan sosial dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan selama kehamilan. Selain itu, konsultasikan dengan dokter atau bidan mengenai cara-cara untuk mengelola stres selama kehamilan.
Dengan menjaga kesehatan mental selama kehamilan, bukan hanya ibu yang akan merasakan manfaatnya, namun juga janin yang dikandungnya. Hindari stres berlebihan selama kehamilan dan berikan yang terbaik untuk kesehatan Anda dan juga kesehatan anak yang sedang tumbuh dalam kandungan.